Polisi dan Warga Bergandeng Tangan Bangun Masjid di Desa Maubasa

Ende – Suasana pagi di Dusun Beko, Desa Maubasa, Kecamatan Ndori, Selasa (2/9/2025), terasa berbeda. Di antara suara adukan semen dan ritme cetakan kayu, tampak polisi dan warga saling bahu membahu mengangkat ember berisi coran. Hari itu, Masjid Babul Fattah menjadi saksi nyata betapa kebersamaan bisa membuat pekerjaan berat terasa lebih ringan.
Adalah jajaran Polsek Lio Timur, Polres Ende, Polda NTT, yang turun langsung mendampingi warga melaksanakan pengecoran dak atap masjid. Dengan seragam dinas yang mulai berdebu dan bercampur peluh, para anggota polisi ikut larut dalam suasana gotong royong yang penuh kehangatan.
Polisi Hadir di Tengah Pembangunan
Kapolres Ende melalui Kapolsek Lio Timur, Iptu Dedy Sahbudin, menegaskan bahwa kegiatan ini adalah wujud nyata kepedulian Polri terhadap masyarakat.
“Polres Ende melalui jajaran anggota Polsek Lio Timur bersama masyarakat secara bergotong royong melaksanakan pengecoran dak atap Masjid Babul Fattah Dusun Beko,” jelasnya.
Ia menambahkan, Polri tidak hanya hadir menjaga keamanan, tetapi juga ingin memberi kontribusi dalam aspek sosial dan pembangunan.
“Dengan kebersamaan, kita bisa menghadirkan rasa aman sekaligus memperkuat ikatan sosial. Kami mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga situasi kamtibmas tetap aman dan kondusif,” ujarnya.
Terasa Lebih Ringan Karena Kebersamaan
Bagi masyarakat Desa Maubasa, kehadiran polisi di tengah pekerjaan besar ini adalah bentuk dukungan moral sekaligus tenaga yang sangat berarti. Seorang pengurus Masjid Babul Fattah menyampaikan rasa syukurnya.
“Kehadiran anggota Polsek Lio Timur sangat membantu kami. Dengan kebersamaan seperti ini, pekerjaan yang berat terasa lebih ringan. Kami berterima kasih kepada Polri yang selalu peduli dengan masyarakat dan mendukung pembangunan rumah ibadah,” ungkapnya.
Makna Gotong Royong yang Sesungguhnya
Keringat yang menetes di dahi, tangan yang mengangkat ember penuh adukan, dan tawa yang sesekali pecah di sela kerja keras, menjadi simbol bahwa gotong royong masih hidup kuat di tengah masyarakat. Dengan hadirnya Polri, ikatan itu semakin erat, menghadirkan rasa kebersamaan yang tidak hanya mempercepat pembangunan fisik, tetapi juga memperkuat persaudaraan.
Kegiatan sederhana di Dusun Beko itu membuktikan satu hal: ketika masyarakat dan aparat bergandeng tangan, tidak ada pekerjaan yang terlalu berat, tidak ada mimpi yang terlalu jauh untuk dicapai. Masjid Babul Fattah kini berdiri lebih kokoh, bukan hanya karena coran yang mengikat atapnya, tetapi juga karena semangat persatuan yang menguatkan setiap langkah pembangunannya.