POLRES ALOR FASILITASI PERDAMAIAN PEMUDA WETABUA–WELAI BARAT, SUASANA KAMTIBMAS KEMBALI KONDUSIF
Alor — Langkah rekonsiliasi besar terjadi di Kabupaten Alor. Dua kelompok pemuda dari Wetabua dan Welai Barat, yang sempat terlibat konflik pada 17 September 2025, akhirnya resmi berdamai dalam prosesi adat dan seremoni bersama, Senin (8/12/2025) di Rumah Raja, Kampung Raja, Kelurahan Kalabahi Kota.

Acara bersejarah ini difasilitasi penuh oleh Polres Alor, Pemerintah Kabupaten Alor, tokoh adat, dan elemen masyarakat. Prosesi perdamaian berlangsung khidmat dan penuh simbol rekonsiliasi, termasuk penyerahan senjata tajam serta penandatanganan berita acara perdamaian.
Prosesi Adat Hingga Penandatanganan Perdamaian
Kegiatan dimulai dengan penerimaan kedua kelompok pemuda melalui prosesi adat. Masyarakat Wetabua menyambut pemuda Welai Barat dengan tarian tradisional, kemudian kedua pihak dipersilakan masuk ke Rumah Raja.
Di hadapan Raja Muda Muhammad Marzuki Nampira, Wakil Bupati Alor Rocky Winaryo, Forkopimda, dan tokoh adat, berlangsung prosesi ikatan sedarah serta penyerahan benda adat sebagai simbol berakhirnya permusuhan.
Di halaman Rumah Raja, kedua kelompok pemuda membacakan pernyataan sikap damai, menyerahkan senjata tajam kepada Kapolres Alor, AKBP Nur Azhari, S.H., lalu menandatangani Berita Acara Perdamaian yang disaksikan tokoh masyarakat dan pemerintah daerah.
Kapolres Alor: “Ini Momentum Pemulihan, Saatnya Kembali Bersatu”
Kapolres Alor AKBP Nur Azhari, S.H., yang hadir sebagai penanda tangan berita acara perdamaian, menegaskan bahwa rekonsiliasi ini adalah langkah kokoh menuju pemulihan keamanan dan hubungan sosial kedua kelompok.
“Kami mengapresiasi keberanian dan hati besar kedua kelompok pemuda untuk berdamai. Perdamaian ini bukan hanya simbol, tetapi komitmen bersama untuk menghentikan konflik dan menjaga keamanan secara berkelanjutan.”
Kapolres menyebut, pasca-konflik September lalu, hubungan kedua wilayah masih menyisakan trauma dan rasa saling curiga. Karena itu, penyelenggaraan perdamaian ini menjadi langkah strategis meredam potensi tawuran lanjutan.
“Polres Alor bersama tokoh adat, tokoh agama, dan pemerintah terus mendorong dialog karena kami tidak ingin pertikaian kecil kembali memicu konflik besar. Setelah prosesi ini, kita melihat keterbukaan dan kehangatan mulai tumbuh kembali. Ini hal yang sangat menggembirakan,” jelas Kapolres.
Pesan Pemerintah Daerah dan Tokoh Adat
Ketua DPRD Alor, Paulus Brikmar, mengingatkan bahwa warga Wetabua dan Welai Barat terikat hubungan keluarga sejak lama. Karena itu, pertikaian antarkedua kelompok harus dihentikan selamanya.
Wakil Bupati Alor Rocky Winaryo menegaskan bahwa perdamaian ini adalah momentum penting untuk membangun masa depan Alor yang lebih harmonis.
“Perdamaian ini harus dijaga bukan hanya hari ini, tetapi selamanya. Ini bukan seremoni, ini komitmen,” tegasnya.
Situasi Kamtibmas Kembali Kondusif
Kegiatan perdamaian berakhir pukul 17.21 Wita dalam suasana aman dan penuh haru.
Baik pemuda Wetabua maupun Welai Barat terlihat saling bertegur sapa, menandai dimulainya kembali hubungan harmonis kedua wilayah.
Polres Alor memastikan akan terus melakukan patroli preventif serta memantau situasi agar perdamaian ini bertahan secara berkelanjutan.
“Kami siap menjaga agar suasana damai ini tidak hanya bertahan sehari, tetapi menjadi budaya baru bagi kedua kelompok,” pungkas Kapolres.
Humas Polda NTT
