Simulasi Pengamanan Pemilu 2024 di NTT: Dari Kampanye Hingga Penanganan Kerusuhan

Simulasi Pengamanan Pemilu 2024 di NTT: Dari Kampanye Hingga Penanganan Kerusuhan

Tribratanewsntt.com, Kupang - Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) menggelar simulasi peragaan Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) yang mengesankan dalam rangka persiapan pengamanan Pemilu 2024. Acara ini, yang dilangsungkan di Lapangan Apel Mapolda NTT, Sabtu (14/10/2023), melibatkan 1.060 personel gabungan dari Polda NTT dan TNI.

Simulasi ini menjadi saksi berbagai skenario tegang yang dihadapi oleh personel keamanan NTT. Kapolda NTT, Irjen Pol Drs. Johni Asadoma, M.Hum bersama dengan tamu undangan seperti Forkopimda, Ketua KPUD NTT, dan perwakilan dari Bawaslu NTT, turut menyaksikan acara ini.

Skenario dimulai dengan kondisi awal, cipta kondisi, serta tahap pendaftaran dan kampanye. Personel Polri dan TNI melakukan patroli terpadu untuk menciptakan rasa aman selama berlangsungnya kampanye. Namun, situasi menjadi kacau ketika sebuah kerusuhan kampanye terjadi, yang mengharuskan penyelamatan terhadap salah satu pasangan calon oleh personel keamanan.

Selanjutnya, simulasi melanjutkan pada tahap masa tenang dan penghitungan suara di salah satu Tempat Pemungutan Suara (TPS). Insiden terjadi ketika seorang pemilih yang tidak terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) mencoba memberikan suaranya, memerlukan tindakan cepat dari personel keamanan.

Skenario berlanjut ke tahap pengiriman hasil suara ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan tahap penetapan pemenang. Situasi memanas ketika massa merampas kotak suara yang diawasi oleh personel pengawalan, namun personel keamanan Polri dan TNI berhasil mengamankannya.

Ketidakpuasan massa dari salah satu pasangan calon mencapai puncak ketika mereka menuduh terjadinya kecurangan sejak tahap pemungutan suara dan merasa terpinggirkan oleh hasil quick count. Massa memadati area KPU dan menuntut pemilu ulang. Personel Dalmas serta tim K9 berusaha meredakan kerumunan, tetapi ketegangan tetap tinggi.

Situasi semakin memanas ketika massa mulai melakukan tindakan anarkis, termasuk pelemparan benda ke petugas keamanan. Tim Pengurai Massa (Raimas) terpaksa menggunakan gas air mata untuk mengendalikan kerumunan. Ketika kerusuhan tak kunjung mereda, tim Brimob turun tangan untuk mengembalikan ketertiban.

Masa yang berhasil dipisahkan terlibat dalam tindakan anarkis di tempat lain, yang mengancam keamanan dan ketertiban umum. Tim Detasemen 45 Anti Anarki Satbrimob Polda NTT dipanggil untuk menghadapi situasi yang semakin memanas. Mereka melaksanakan patroli dan tindakan penegakan hukum untuk mengembalikan ketertiban.

Simulasi mencapai puncaknya saat tim Jobom menangani penemuan bahan peledak. Dengan peralatan canggih, bahkan dengan bantuan robot, mereka berhasil mengidentifikasi, menjinakkan, dan menghancurkan bahan peledak tersebut di tempat yang aman.

Simulasi ini bukan sekadar latihan rutin, melainkan demonstrasi keseriusan aparat keamanan NTT dalam menghadapi potensi tantangan selama Pemilu 2024 mendatang. Semua pihak berharap bahwa pemilihan umum akan berlangsung dengan aman, lancar, dan demokratis di NTT pada tahun 2024, dan simulasi ini memberikan keyakinan bahwa aparat keamanan siap menghadapi berbagai resiko yang mungkin terjadi.