Jadi Pemateri Diskusi Radikalisme. Kasat Intelkam Polres Mabar : Anak Muda Harus Yakin Tolak Radikalisme
Tribratanewsntt.com - Dalam rangka memaknai hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober dan Hari Pahlawan Tahun 2018, LSM Sunspirit menggelar diskusi publik di Rumah Kreasi Baku Peduli, Cowang Dereng, Desa Batu Cermin, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Senin (12/11/18) Malam.
Dalam diskusi yang mengusung tema ‘Merajut Persatuan Untuk Flores Yang Adil dan Damai’, Tampil sejumlah narasumber diantaranya Pembina Komunitas Pemuda Lintas Agama (Pelita) Mabar sekaligus Kasat Intelkam Polres Mabar Iptu Cakra Mudra, S.IP, Alumni Lemhanas RD. Silvi Mongko, Sosiolog sekaligus Direktur Intiative and Sincerity for Humanity RD. Max Regus, dan Pengurus LSM Sunspirit Venansius Haryanto selaku moderator.
Tampak hadir Peneliti LSM Sunspirit Khris Bheda Somerpes, Ketua Komunitas Pemuda Lintas Agama (Pelita) Mabar Grace Irene Saeketu, Sr. Maria Yosephina, dan sejumlah anak muda dari berbagai organisasi kepemudaan dan keagamaan, hingga pelajar yang berjumlah sekitar 50 orang.
Dikatakan Venansius, alasan dilangsungkan diskusi kali ini untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman masyarakat atas maraknya isu radikalisme dan intoleransi yang berpotensi menimbulkan perpecahan khususnya di wilayah Manggarai Barat (Mabar).
“Sejauh ini isu-isu terkait dengan Radikalisme dan Intoleransi sering menjadi fenomena urban di daerah perkotaan, sehingga untuk kita yang berada yang di daerah ini apabila mudah tergoreng oleh isu-isu seperti ini maka sangat di sayangkan” ujar Venansius sebelum membuka jalannya diskusi
Menurut Alumni Lemhanas RD. Silvi Mongko, perkembangan radikalisme di Indonesia telah menjadi bentuk kekuatan anti negara yang sarat akan misi perubahan dasar filosofi suatu bangsa. Tak ayal belakangan ini marak aksi perekrutan besar-besaran berbasis aliran keagamaan tertentu.
Terlebih lagi, lanjut Silvi, perkembangan terbaru radikalisme agama bahkan menjadi bagian dari kejahatan siber dan menjadi alat kekuatan politik kekuasaan atau politisasi agama.
Lebih jauh, dikatakan Silvi problem sosial dan ekonomi merupakan salah satu pemicu munculnya radikalisme.
“Radikalisme muncul bukan hanya karena dipicu oleh ideologi atau paham tertentu, tetapi juga karena problem-problem sosial ekonomi.” jelas Romo Silvi Mongko,
Senada dengan Silvi, dilansir dari laman victorynews Senin, (13/11/18), RD. Max Regus menjelaskan ancaman radikalisme dan terorisme merupakan fenomena gunung es yang perlu diwaspadai oleh semua elemen bangsa baik pemerintah, masyarakat dan utamanya generasi muda.
“Gerakan radikalisme berawal dari ketidakadilan dan ketimbangan ekonomi. Radikalisme itu bisa hadir di tengah-tengah kita. Orang-orang radikal bisa saja ada di sekitar kita dan menjadi bagian dari kita, bahkan kita sendiri,” tutur Max Regus
Sementara itu, Kasat Intel Iptu Cakra Mudra S.IP dalam materinya menyampaikan peran serta pemuda teramat penting dalam menangkal radikalisme.
Salah satunya melalui komunitas pemuda yang tergabung dalam Pelita Mabar. Dengan semangat merawat kebihinekaan, pemuda pelita bertekad mewujudkan Manggarai Barat sebagai miniatur Indonesia yang damai, adil dan sejahtera.
“Kita sebagai anak muda harus yakin menolak paham radikalisme masuk di Labuan Bajo,” tegas Cakra.
Terlebih lagi, dikatakan cakra dampak globalisasi turut berakibat maraknya berita hoax dan ujaran kebencian, tak ayal indonesia dengan negara yang beragam acapkali di rundung masalah intoleransi dan konflik identitas.
Terakhir, Ia juga menyampaikan masih kokohnya pancasila dan bhineka tunggal ika dalam menanugi kehidupan bangsa ini, indonesia bisa dikatakan masih jauh dari status “Negara Gagal”.
Usai penyampaian materi, diskusi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan diakhiri dengan sesi foto bersama.