Jumat Curhat Bersama Polda NTT, Warga Nunhila Antusias Sampaikan Aspirasi

Tribratanewsntt.com – Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali menggelar kegiatan Jumat Curhat, sebuah program yang bertujuan untuk mendengar langsung keluhan, kritik, serta saran dari masyarakat. Kegiatan ini berlangsung di kediaman Bapak Andre Raga, RT.12/RW.03, Kelurahan Nunhila, Kecamatan Alak, Kota Kupang, pukul 09.30 WITA. Dengan mengusung tema “Bapak, Mama, Basodara Mari Sampaikan Permasalahan, Kritik, Saran, dan Masukan Langsung Kepada Bapak Kapolda NTT”, acara ini menjadi wadah interaksi langsung antara masyarakat dan kepolisian.
Acara dipimpin oleh Wadir Tahti Polda NTT, Kompol Sukanda, serta dihadiri oleh perwira dari berbagai satuan kerja (Satker) di Polda NTT, Lurah Nunhila Ebenhaezer Kana Djara, SE., Ketua RT 14/RW 03, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan sekitar 50 warga Kelurahan Nunhila.
Dalam sambutannya, Lurah Nunhila, Ebenhaezer Kana Djara, SE., mengungkapkan apresiasi atas perhatian khusus yang diberikan oleh Kapolda NTT kepada masyarakat di wilayahnya.
"Kami sangat berterima kasih kepada Polri, khususnya Bapak Kapolda NTT, atas kepedulian dan keterbukaannya kepada warga Nunhila. Semoga Polda NTT terus dekat dan menjadi sahabat masyarakat," ujarnya.
Kompol Sukanda menjelaskan bahwa Jumat Curhat adalah program Kapolri yang bertujuan untuk menampung aspirasi masyarakat secara langsung.
"Kami ingin mendengar keluhan, kritik, maupun masukan dari masyarakat, agar Polri bisa terus berbenah dan memberikan pelayanan yang lebih baik. Jika ada permasalahan terkait pemerintahan dan kebijakan, kami akan meneruskannya kepada pimpinan," jelasnya.
Sesi tanya jawab berlangsung interaktif, dengan berbagai pertanyaan dan masukan dari warga terkait pelayanan kepolisian.
Lurah Nunhila mengusulkan agar Ditlantas menghadirkan layanan SIM keliling dalam kegiatan Jumat Curhat, sehingga masyarakat lebih tertarik mengikuti acara.
Tanggapan: Masukan ini akan diteruskan kepada pimpinan untuk ditindaklanjuti.
Frits Mone mengeluhkan adanya pungutan Rp500.000 saat pengambilan barang bukti di kantor Lantas, meskipun korban dan pelaku telah berdamai.
Tanggapan: Pengambilan barang bukti seharusnya tidak dipungut biaya. Jika ada penyimpangan, warga diminta mencatat identitas petugas dan melaporkan ke Propam.
Johan Joe Tari menyoroti praktik pungutan liar dalam pembuatan SIM. Jika membayar Rp500.000, SIM A bisa selesai dalam 10 menit.
Tanggapan: Pembuatan SIM memiliki standar operasional prosedur (SOP) dan tarif sesuai peraturan. Polda NTT akan berkoordinasi dengan Satlantas Polresta Kupang Kota untuk memastikan transparansi layanan.
Robinson Rede meminta kepolisian lebih aktif memberikan informasi kepada masyarakat melalui koordinasi dengan RT/RW. Ia juga menanyakan apakah SIM online gratis benar adanya.
Tanggapan: SIM online memang tersedia, tetapi informasi bahwa SIM online gratis adalah hoaks.
Oma Len Rihi mengingatkan bahwa jika ada oknum yang melakukan pungutan liar, yang harus diperbaiki adalah individunya, bukan institusinya.
Tanggapan: Polri menegaskan tidak ada pungutan di luar aturan yang berlaku.
Chris Djami menyarankan Polsek Alak untuk menginventarisasi titik-titik rawan kecelakaan dan meminta kebijakan dalam uji praktek SIM.
Tanggapan: Polsek Alak akan menindaklanjuti dan berkoordinasi dengan Ditlantas. Ujian angka 8 dalam praktek SIM telah dihapus, tetapi ujian rambu tetap ada.
Matias Lasa meminta agar kebisingan dari knalpot brong saat waktu ibadah bisa ditindak tegas.
Tanggapan: Masyarakat dapat melapor ke 110 untuk ditindaklanjuti dengan patroli dan razia knalpot brong.
Joni Tari mengeluhkan maraknya tindak kejahatan di RW 01 pada pukul 02.00–03.00 WITA dan meminta patroli di jam rawan. Ia juga menanyakan prosedur penilangan tanpa helm.
Tanggapan: Dit Sabhara akan meningkatkan patroli malam, dan prosedur tilang akan disesuaikan dengan aturan yang berlaku.
Dalam sesi penutup, Kompol Sukanda menegaskan komitmen Polda NTT untuk terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
"Kami berusaha untuk selalu menjadi lebih baik dan transparan. Kritik dan saran dari masyarakat sangat berarti bagi kami untuk terus berbenah dan memberikan pelayanan terbaik," tutupnya.
Acara Jumat Curhat berakhir pada pukul 11.30 WITA dalam suasana aman dan penuh kebersamaan. Masyarakat berharap kegiatan ini terus berlangsung secara rutin sebagai sarana komunikasi langsung antara warga dan kepolisian demi menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman.