Kapolda NTT Buka Rakernas Ke I GKMI Indonesia di Alor

Kapolda NTT Buka Rakernas Ke I GKMI Indonesia di Alor

Tribratanewntt.com ,- Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur Brigadir Jenderal Polisi Drs. Agung Sabar Santoso S.H.M.H, menghadiri acara Rakernas ke-1 Gereja Kemah Masehi Injil Indonesia yang dilaksanakan di aula Gereja Kemah Injil Indonesia jemaat Habeleng, kota Kalabahi, Kabupaten Alor, Kamis pagi (20/4/2017).

Dalam kegiatan tersebut Kapolda NTT didampingi Dirkrimsus Polda NTT Kombes Pol. Dhaniel Yudho Ruhoro S.H hadir mewakili Kapolri. Hadir pula Direktur  urusan agama Kristen Kementerian Agama RI Drs andar Gultom Mpd,  Bupati alor  Drs Aman Jobo beserta forkopimda, ketua DPRD Alor, Ketua Umum Gereja Kemah Injil Indonesia Pendeta DR. Daniel Ronda, para ketua wilayah Gereja Kristen Masehi Injil Indonesia dan peserta Rakernas sebanyak 500 orang.

Ditandai dengan pemukulan gong sebanyak lima kali yang menandakan lima sila dalam Pancasila, Kapolda NTT membuka dengan resmi kegiatan Rakernas GKMII ini.

Dalam sambutannya Kapolda NTT mengharapkan agar kegiatan Rakernas GKMII ini dilaksanakan secara rutin dan dapat menghasilkan sumbangsih yang bermanfaat bagi kerukunan umat beragama.

“Peran gereja sangatlah penting bagi pembangunan keagamaan umat untuk memberikan pemahaman dan pendidikan agar umat semakin bersikap toleran dan menjunjung tinggi Kebhinekaan” tandas kapolda dalam sambutannya.

Negara kita memiliki sejarah panjang tentang keberagaman dan keagamaan yang dimulai dari fase awal perlawanan terhadap penjajah yang dikobarkan oleh Pangeran Diponegoro, Teuku Imam Bonjol, Sultan Hasanudin, Kapitan Patimura dan lain-lain.

Pada awal abad 19, kelompok-kelompok  pelajar, kelompok keagamaan dan kelompok kesukuan seperti jong java, Jong sumatera, jong celebes, jong sunda, jong batak, muhamadiyah, sarikat islam, pemuda Kristen Jawa dan lain-lain mulai menyadari bahwa untuk mencapai kemerdekaan harus diperjuangkan secara bersatu yang ditandai dengan diikrarkannya sumpah pemuda.

Pada fase menjelang kemerdekaan para tokoh nasional berdebat alot untuk menentukan dasar negara, para tokoh islam dan tokoh nasionalis bersikukuh dengan pendapatnya masing-masing akan tetapi dengan kesadaran dan rasa toleransi yang tinggi para tokoh tersebut lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada golongan maka terbentuklah pancasila sebagai dasar negara kita.

”Era globalisasi saat ini, mengakibatkan timbulnya berbagai permasalahan nasional seperti lunturnya nilai-nilai budaya, timbulnya faham radikalisme, munculnya intoleransi dan ancaman disintegrasi bangsa. Untuk mempertahankan integrasi bangsa diperlukan kebijakan jangka panjang dan jaka pendek yang harus diprioritaskan” Tutup Kapolda NTT mengakhiri sambutannya.