Peragaan Pengamanan Unjuk Rasa Bintara Remaja Polri Angkatan 53 Pukau Hadirin di SPN Polda NTT

Peragaan Pengamanan Unjuk Rasa Bintara Remaja Polri Angkatan 53 Pukau Hadirin di SPN Polda NTT

Kupang — Rangkaian Upacara Penutupan Pendidikan Bintara Polri Angkatan ke-53 Tahun Anggaran 2025 di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda NTT, Rabu (24/12/2025), semakin semarak dengan peragaan taktis pengamanan unjuk rasa yang ditampilkan oleh para Bintara Remaja Polri.

Peragaan tersebut menjadi salah satu momen paling menarik perhatian tamu undangan, orang tua, serta Forkopimda yang hadir, karena menggambarkan secara nyata kesiapan Bintara Remaja dalam menghadapi dinamika tugas kepolisian di lapangan secara profesional dan humanis.

Kabidhumas Polda NTT menjelaskan bahwa peragaan tersebut menampilkan tahapan pengamanan unjuk rasa Polri Tahun 2025 yang mengedepankan pendekatan humanis, profesional, dan berbasis Hak Asasi Manusia (HAM).

“Peragaan ini menunjukkan bahwa Polri dalam menangani unjuk rasa selalu mengedepankan prinsip persuasif, perlindungan HAM, serta penggunaan kekuatan secara terukur sesuai ketentuan perundang-undangan,” ujar Kabidhumas Polda NTT.

Dalam simulasi tersebut, Bintara Remaja Angkatan 53 memperagakan lima eskalasi situasi pengamanan, mulai dari kondisi tertib, kurang tertib, tidak tertib, rusuh, hingga rusuh berat. Setiap tahapan diperagakan secara runtut dan sistematis, sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan Kepolisian.

Tahapan peragaan diawali dengan simulasi unjuk rasa damai di depan Kantor Dinas Sosial. Pada fase awal, personel Polri mengedepankan langkah pencegahan (deterrent) dengan kehadiran polisi berseragam dan sikap humanis guna menjaga situasi tetap kondusif. Ketika massa mulai menunjukkan gejala tidak tertib, petugas melakukan negosiasi dan dialog sebagai upaya menurunkan eskalasi.

Seiring meningkatnya situasi menjadi rusuh, peragaan dilanjutkan dengan penggunaan kendaraan taktis meriam air (water cannon) sebagai sarana pengendalian massa secara terukur. Pada eskalasi paling berat, diperagakan penggunaan gas air mata sebagai langkah terakhir, dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan, hukum, dan HAM.

Kabidhumas Polda NTT menambahkan bahwa peragaan ini merupakan bukti hasil pendidikan dan pelatihan selama lima bulan yang telah membekali para Bintara Remaja dengan kemampuan teknis, mental, serta sikap profesional dalam menghadapi tantangan tugas di tengah masyarakat.

“Melalui peragaan ini, kami ingin menunjukkan bahwa Bintara Remaja Polri Angkatan 53 siap bertugas sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan supremasi hukum,” tegasnya.

Penampilan para Bintara Remaja tersebut mendapat apresiasi dari Kapolda NTT Irjen Pol Dr. Rudi Darmoko, S.I.K., M.Si., serta para undangan yang hadir. Peragaan ini sekaligus menjadi gambaran konkret bahwa Polri terus berkomitmen mencetak personel yang presisi, profesional, dan berorientasi pada pelayanan publik.