Hadir Bukan Karena Takut Atasan, Tapi Rindu Bertemu Tuhan – Pesan Tegas di Binroh Polda NTT

Hadir Bukan Karena Takut Atasan, Tapi Rindu Bertemu Tuhan – Pesan Tegas di Binroh Polda NTT

Kupang, NTT – Suasana penuh sukacita dan hikmat mewarnai kegiatan Pembinaan Rohani (Binroh) Kristen yang digelar di Gereja Oekumene Polda NTT pada Kamis, 15 Mei 2025. Ibadah yang dihadiri oleh jajaran kepolisian serta sejumlah jemaat ini dipimpin oleh Pendeta Muda (Pdm.) Angky Nait, yang menyampaikan pesan firman Tuhan dengan penuh kuasa, keteduhan, dan sentuhan reflektif yang menggugah hati.

Dalam khotbahnya, Pdm. Angky menekankan pentingnya identitas sebagai orang percaya yang harus tampak nyata dalam kehidupan sehari-hari. “Saya percaya saya bisa berdiri di mimbar yang kudus ini bukan karena saya hebat, tapi karena Tuhan yang berkehendak. Bahkan burung pipit yang murah pun tidak akan jatuh tanpa kehendak Bapa di surga,” ujarnya, mengutip Roma 8:28 untuk mengingatkan bahwa dalam segala hal, Allah turut bekerja bagi mereka yang mengasihi-Nya.

Lebih lanjut, Pdm. Angky menyampaikan keprihatinannya terhadap motivasi ibadah yang tidak lagi murni. Ia mengajak para jemaat untuk tidak hadir karena rasa takut kepada atasan, melainkan karena kerinduan bertemu Tuhan. “Jangan sampai kita kehilangan berkat rohani hanya karena alasan sibuk atau malas,” tegasnya.

Dengan gaya penyampaian yang menyentuh sekaligus ringan, ia mengangkat kisah Rasul Thomas yang absen saat Yesus menampakkan diri, sebagai ilustrasi pentingnya kehadiran dalam ibadah. “Thomas melewatkan damai sejahtera karena tidak hadir. Jangan seperti Thomas yang ‘lebay’ dan absen dari rumah Tuhan,” tambahnya, disambut tawa hangat dan tepuk tangan jemaat.

Firman Tuhan juga menjadi pengingat akan rapuhnya hidup manusia dan bahaya kesombongan. Ditegaskan lewat kutipan-kutipan dari Amsal, Mazmur, Yesaya, hingga Yakobus, bahwa hidup ini hanya sekejap dan sia-sia tanpa penyertaan Tuhan. Kesombongan, seperti yang dialami Raja Nebukadnezar, membawa kejatuhan. “Manusia hanyalah debu. Segala sesuatu berasal dari Tuhan, oleh Tuhan, dan untuk Tuhan,” ujarnya.

Pdm. Angky menutup khotbahnya dengan ajakan untuk hidup dalam ketergantungan penuh kepada Tuhan. Ia menekankan bahwa iman bukan sekadar status, tetapi identitas yang harus nyata dalam tindakan. “Apapun yang kita lakukan, lakukanlah seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia,” katanya mengutip Kolose 3:23.

Kapolda NTT Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga, S.H., M.A., yang turut hadir, memberikan sambutan reflektif yang penuh ketulusan. Dengan nada serius namun hangat, beliau mengakui bahwa khotbah tersebut sangat menyentuh dirinya secara pribadi. “Saya merasa hari ini, saya adalah korbannya. Firman yang disampaikan benar-benar untuk saya,” ungkapnya.

Irjen Silitonga juga mengingatkan seluruh anggota kepolisian bahwa rasa takut yang sejati seharusnya ditujukan kepada Tuhan, bukan kepada atasan. “Saya ini cuma bisa pindahkan kamu dari sini ke Sabu. Tapi Tuhan yang menentukan hidupmu,” ujarnya, menegaskan pentingnya integritas rohani dalam tugas sebagai aparat negara.

Ia mengajak seluruh jemaat untuk menjadi pribadi yang berbeda—bukan karena seragam atau pangkat, tapi karena karakter Kristus yang hidup dalam diri. “Kalau kamu tidak punya sesuatu yang membedakan kamu dengan dunia, untuk apa jadi orang Kristen?” katanya dengan penuh semangat. “Tuhan memanggil kita untuk menjadi serupa dengan Dia, itulah alasan kita datang ke gereja.”

Ibadah Binroh ini tidak hanya menjadi rutinitas rohani, tetapi momen penuh makna yang menyegarkan jiwa dan memperkuat nilai-nilai spiritual di lingkungan kepolisian. Diiringi pujian, firman, dan refleksi mendalam, kegiatan ini menegaskan pentingnya kehadiran Tuhan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam tugas dan pelayanan kepada masyarakat.

Kegiatan Binroh di Polda NTT ini menjadi pengingat bahwa di tengah dunia yang penuh tantangan, hanya dengan hidup dalam kerendahan hati dan ketergantungan penuh kepada Tuhan, seseorang dapat menjalani hidup yang benar, bermakna, dan berdampak.