Tim Juri Apresiasi Polri Gelar Perlombaan Orasi Unras, Ini Cara Berorasi Secara Tepat Yang Tidak Melanggar Aturan dan Etika Sosial
Tribratanewsntt.com - Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (Polda NTT) melalui Bidhumas Polda NTT menggelar perlombaan Orasi Unjuk Rasa dalam memperebutkan Piala Kapolri tahun 2021 mendapatkan Apresiasi khusus dari tim juri Polda NTT.
Hal ini diungkapkan oleh tim juri Polda NTT saat di wawancarai oleh Bidhumas Polda NTT usai kegiatan lomba orasi yang digelar di depan Mapolda NTT tepatnya di PMKRI Kupang, Jumat (3/12/2021).
Dalam kegiatan ini menghadirkan tujuh tim orasi dengan tema yang diangkat adalah Memperingati Hari Hak Asasi Manusia dan Subtemanya bersifat bebas, peserta menyampaikan orasi dalam bentuk kritik ataupun masukan yang membangun.
DR. Marshel Mogot dari program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia universitas Cendana Kupang yang juga merupakan Juri I dalam perlombaan tersebut mengungkapkan bahwa lomba orasi yang diselenggarakan oleh Polda NTT ini adalah cara yang sangat beretika dalam menyampaikan pendapat di muka umum.
"Menurut hemat saya kegiatan ini adalah satu cara yang amat-amat etik untuk melaksanakan cara berorasi secara tepat yang tidak melanggar aturan dan mengikuti etika-etika sosial", ucap Juri I DR. Marshel Mogot.
Dikatakannya, ada beberapa catatan terkait orasi mahasiswa yang disampaikan saat kegiatan perlombaan orasi tersebut.
"Polri itu sendiri sebetulnya sudah membuka ruang untuk memberikan angin kebebasan kepada masyarakat untuk berdemokrasi artinya Polri sedang menghidupkan napas reformasi sekaligus demokrasi di tengah masyarakat dengan kata lain sebetulnya Polri juga adalah sumbuh yang menyalahkan api demokrasi di masyarakat", katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa sebetulnya secara akademis Polri sudah terlibat didalam membina masyarakat bagaimana berorasi dengan etika tidak menghujat siapa pun, tidak merugikan siapa pun, dengan cara mengutamakan gagasan, dengan cara mengemukakan solusi-solusi dan inilah salah satu cara elegan yang dilakukan oleh teman-teman Polri.
"Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman Polri, terutama Polda NTT, saya kira kegiatan ini terus dilanjutkan untuk semua kalangan, sehingga demokrasi itu bisa diviralkan, dimasukkan di semua kalangan masyarakat dan Polri itu sendiri adalah pelopor atau yang menjadi kandil atau lampu yang menyalahkan aksi demokrasi dalam masyarakat. Saya sampaikan selamat untuk Polri dan selamat untuk Polda NTT", ungkapnya.
Sementara itu, Juri II Vincent Bureni dari LSM BNK Apek mengucapkan Terima kasih kepada Polda NTT yang memintanya menjadi tim juri dalam perlombaan orasi untuk memperingati hari HAM sedunia dan sekaligus memperebutkan piala Kapolri.
"Jadi sebenarnya bagi kita ini bagian dari sosialisasi Polri secara real kepada masyarakat Bahwa Polri bagian dari pejuang terhadap HAM. Dan itu yang perlu diapresiasi dan kegiatan ini memberikan ruang sebenarnya. Tidak semudah yang kita bayangkan selama ini publik di satu pihak, sementara Polisi di pihak yang lain untuk mengamankan proses orasi atau unjuk rasa di publik dengan berbagai macam itu. Tapi hari ini justru Polri memberikan ruang dan bersama-sama dengan publik untuk melakukan kampanye Ham dan menurut saya ini sangat luar biasa", ucap Vincent Bureni.
Menurutnya, ada proses pembelajaran yang penting dalam kegiatan tersebut menyampakan pendapat sebagai sebuah Hak asasi manusia sekaligus mengungkapkan fakta-fakta yang ada.
"Jadi tidak sekedar abilitasi atau asumsi tetapi yang penting mengungkapkan fakta. Nah kita lihat dari proses hari ini memang ada bagian tertentu yang kurang elaborasi fakta tetapi ada kelompok yang cukup kuat mengucap fakta baik nasional, internasional maupun lokal", terangnya.
"Dan kemudian dia tidak saja menyalahkan, tetapi memberikan solusi, ini bagian dari proses belajar yang baik agar ke depan publik dalam mengungkapkan pendapat, mengungkapkan fakta, kejadian, kemudian diungkapkan juga solusi. Dan hari ini ada kelompok yang mengungkapkan itu", tambahnya.
Menurut tim juri itulah yang terbaik untuk mewakili NTT bersaing di ajang Nasional.
"Menurut saya yang terbaik itulah yang akan mewakili NTT untuk bersaing di nasional dan itulah yang kita putuskan. Kita tidak punya niat apa-apa selain mengelola substansi, kemudian kekompakan tim dan kriteria penilaian lainnya sebagai bentuk dari menghasilkan kelompok yang betul-betul, sekalipun dengan angka, tetapi kita juga punya argumentasi untuk memastikan angka itu punya arti terhadap sebuah kriteria penilaian", tandasnya.