Perbaiki Ekonomi Masyarakat Lewat Pertanian, Intip Kisah Brigadir Yusran Sang Pejuang Pangan di Perbatasan RI-Timor Leste

Perbaiki Ekonomi Masyarakat Lewat Pertanian, Intip Kisah Brigadir Yusran Sang Pejuang Pangan di Perbatasan RI-Timor Leste

Tribratanewsntt.com - Desa Tohe, kecamatan Raihat,Kabupaten Belu, propinsi NTT, merupakan salah satu desa yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani.

Namun karena keterbatasan pendidikan maupun keterampilan, menyebabkan hasil pertanian masih sangat jauh dari harapan dan kebanyakan hasil pertaniannya hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Melihat kondisi seperti ini, Bhabinkamtibmas Polsek Raihat Resor Belu, Brigadir Polisi Yusran yang nota bene bhabin di desa tersebut, melakukan pendekatan kepada para petani dan menanyakan langsung kendala yang dirasakan mereka khususnya tanaman jagung.

Jawaban dari warga binaannya tersebut hampir semuanya sama seperti kurang tersedianya bibit unggul dan pupuk, perawatan jagung yang dinilai menggunakan biaya besar dan pemasaran jagung skala besar pada umumnya masyarakat tidak tahu.

Mendengar beberapa jawaban dari masyarakat yang semuanya hampir sama, bhabin mulai membantu masyarakat mencari jalan keluar dari permasalahan ini khususnya  pada tanaman jagung hibrida.

Kegiatan menanam jagung dilahan tidur milik warga, berjalan efektif dari bulan November 2016. Dengan membangun komunikasi yang baik bersama instansi terkait, bibit unggul jagung Hibrida dapat diperoleh dari dinas pertanian sementara pupuk bersubsidi diperoleh Bhabin melalui penyuluh pertanian yang ada didesa.

Atas upaya dan kerja kerasnya demi meningkatkan taraf hidup masyarakat, Brigadir Yusran bersama kelompok tani binaannya, tepat pada tanggal 21 Maret 2017, melakukan panen jagung hibrida sebanyak 5 ton dengan omset yang diperoleh dari pemasaran sebesar Rp.20 juta.

Kegiatan Penanaman jagung hibrida berjalan hingga tahun 2019 ini yang secara langsung membawa manfaat besar untuk masyarakat yang selama ini hanya memanfaatkan musim hujan untuk bercocok tanam demi pemenuhan hidup sehari-hari.