Transformasi Sistem Patroli Laut Polda NTT, Sinergi Modern Menuju Pengawasan Berintegritas
Kupang, 26 November 2025— Keamanan laut Nusa Tenggara Timur kembali menjadi sorotan utama. Dengan garis perairan yang luas, jalur perdagangan yang aktif, dan tingginya mobilitas masyarakat, Polda NTT melalui Direktorat Polairud terus memperkuat sistem patroli laut berbasis sinergi modern dan pengawasan berintegritas.

Langkah ini menjadi respons cepat terhadap dinamika keamanan maritim, termasuk meningkatnya aktivitas pelayaran, kerawanan tindak pidana di laut, hingga perkembangan ekonomi dan pariwisata yang makin bergeliat di kawasan pesisir.
Patroli Tidak Lagi Sekadar Reaktif
Kabag Binops Ditpolairud Polda NTT, AKBP Gede Putra Yase, menegaskan bahwa paradigma pengamanan laut kini telah berubah.
“Pengamanan hari ini bukan hanya soal respon cepat ketika ada kejadian, tetapi memastikan kejadian itu dapat dicegah,” ujarnya.
Ia menyebut, patroli laut modern menuntut kolaborasi lintas sektor: operasi terpadu, patroli gabungan, penguatan pos-pos di wilayah rawan, hingga komunikasi berkelanjutan antarinstansi.
Menurutnya, pendekatan prediktif policing dan pelibatan masyarakat menjadi kunci.
“Masyarakat harus merasakan negara hadir, bukan hanya melalui penegakan hukum, tetapi melalui rasa aman,” tambahnya.
Laut Bukan Sekadar Wilayah Patroli, tapi Ruang Hidup
Direktur Polairud Polda NTT, Kombes Pol Irwan Deffi Nasution, S.I.K., M.H., menjelaskan bahwa laut NTT memiliki fungsi strategis: jalur migrasi biota laut, ruang ekonomi, hingga tujuan wisata.
“Kehadiran kami bukan hanya untuk menindak pelanggaran, tetapi memastikan aktivitas masyarakat berlangsung aman, tertib, dan berkelanjutan,” tegasnya.
Patroli laut kini dilakukan lebih intensif dengan dukungan armada kapal patroli, sistem monitoring, serta peralatan navigasi dan komunikasi modern.
“Ketika masyarakat turun ke laut, mereka harus yakin bahwa Polairud ada, mengawasi dan mengayomi. Itulah fungsi negara,” lanjutnya.
Atasi Tantangan: Dari Illegal Fishing hingga TPPO
Sinergi keamanan laut ini menjadi langkah strategis menghadapi beragam tantangan, seperti:
-
Illegal fishing
-
Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)
-
Penyelundupan barang ilegal
-
Kecelakaan transportasi laut
-
Pengamanan kawasan wisata dan pelabuhan
Mobilitas masyarakat di Kupang dan sekitarnya yang makin tinggi, terutama di kawasan wisata pantai dan titik-titik pelayaran, kini mendapatkan pengamanan berlapis.
Kolaborasi Jadi Kunci
Patroli kolaboratif di wilayah NTT didukung penuh oleh Basarnas, Bakamla, Pemerintah Daerah, Pokdarwis, hingga komunitas nelayan.
“Kami bukan hanya menjaga batas negara, tetapi menjaga kepercayaan masyarakat,” tutup Kombes Nasution.

Dengan strategi keamanan terpadu ini, Ditpolairud Polda NTT optimis bahwa perlindungan wilayah maritim akan semakin kuat. Pengawasan laut yang modern, kolaboratif, dan berbasis teknologi diharapkan dapat menjaga stabilitas keamanan sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi biru, pariwisata, dan kegiatan masyarakat di provinsi kepulauan yang memiliki ribuan potensi tersebut.
Humas Polda NTT
