Harga Pangan Jelang Bulan Ramadhan Stabil, Kapolda NTT Beri Satu Pesan Kepada Masyarakat agar Tidak Panic Buying

Harga Pangan Jelang Bulan Ramadhan Stabil, Kapolda NTT Beri Satu Pesan Kepada Masyarakat agar Tidak Panic Buying
Kapolda NTT Irjen Pol Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H saat memberikan pernyataan kepada Wartawan di Mapolres Kupang Kota, Rabu (30/3)

Tribratanewsntt.com, Kupang - Kapolda NTT Irjen Pol Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H menyatakan secara  secara umum, harga pangan jelang bulan Ramadhan (H-30 di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) masih stabil.

Hal ini disampaikan Kapolda NTT di Mapolres Kupang Kota usai meninjau pelaksanan vaksinasi bagi masyarakat, Rabu (30/3/20220.

“Berdasarkan hasil pengecekan yang dilakukan oleh para kapolres, kemudian ada tim yang dilakukan oleh Ditreskrimsus ada yang namanya Satgas Pangan diawali karena ada informasi di beberapa provinsi lain ada kelangkaan terhadap minyak goreng, kemudian perubahan harga yang mungkin terjadi disparitas antar harga yang sebenarnya dengan harga yang ada di lapangan gitu, kalau sampai saat ini wilayah Provinsi NTT menurut saya masih stabil”, jelas Irjen Pol Drs. Setyo Budiyanto, S.H., M.H.

“Artinya antara ketersediaan memang ada beberapa yang mungkin jumlahnya tidak banyak, nah ketersediaan ini tentu pengaruhnya bahwa, masyarakat juga bisa”, tambahnya.

Terkait hal ini, Kapolda NTT memberikan satu pesan yang ditujukan kepada warga masyarakat di seluruh bumi Flobamorata agar tidak panik, karena stok pangan tetap tersedia dan jajaran Polda NTT pun tetap memantau ketersediaan dan kondisi harga kebutuhan pokok masyarakat.

“Terutama terhadap masalah minyak, jadi kalau biasanya dalam satu minggu atau satu bulan butuhnya dua sachet saja, jangan kemudian beli dari itu, karena sebenarnya itu adalah jatah orangnya orang lain, supaya menjaga ketersediaan stok minyak ini tetap ada”, pesan orang nomor satu di Polda NTT ini.

“Harapannya, begitu orang pergi ke warung, ke kios atau ke supermarket ada yang dibutuhkan.  Jadi jangan kemudian karena informasi yang beredar di provinsi lain, masyarakat terpengaruh kemudian ada semacam panic buying beli dalam jumlah banyak, resikonya ada efek dominolah terhadap calon pembeli yang lain”, tandas Kapolda NTT.