Silaturahmi dengan Paguyuban Masyarakat Nusantara di NTT, Kapolda NTT Ajak Tingkatkan Toleransi dan Kerukunan di NTT

Silaturahmi dengan Paguyuban Masyarakat Nusantara di NTT, Kapolda NTT Ajak Tingkatkan Toleransi dan Kerukunan di NTT

Tribratanewsntt.com,- Kapolda NTT Irjen Pol. Drs. Lothatia Latif, S.H., M.Hum. melakukan kegiatan silaturahmi bersama Paguyuban masyarakat nusantara di NTT, Kamis (18/3/21).

Kegiatan silaturahmi ini dihadiri oleh Brigjen Pol Drs. A. Kliment Dwi Korjanto, M.Si, Irwasda Polda NTT Kombes Pol Drs. Tavip  Yulianto, S.H., M.H., M.Si, serta para pejabat utama Polda NTT.

Hadir pula Tokoh Papua Pdt. Thomas Ateta dan Pdt. Baber Karoba, Kontak Kerukunan Sosial Keluarga Jawa (K2SKJ) DR.H.M.Ikhse, Banjar Dharma Agung Kupang (BDAK) bali Bapak Wayan Sumartik, Ikatan Warga Asal Maluku (IWASMA)Bapak Nus Maklor, Kerukunan Keluarga Toraja (KKT) Paulus Rantetadun, Ikatan Keluarga Sulawesi Selatan Prov. NTT (IKSS) Bapak H. Darwi, Kerukuanan Keluarga Bima Dompu Kota Kupang (KKBD) Aladin, S.AG M, Paguyuban  Batak Saroha  (PBS) Baoak H. L Siantur, Kerukunan Tionghoa (KT) Bapak Hangky Liyanto, Ikatan Keluarga Minang Kota Kupang (IKMK) Mualim Chaniago, Persekutuan Orang Timur (POT) IR. Esthon Foenay, M.SI, Kerukunan Keluarga Madura (KKM) H. Natsir Rante, Ikatan Keluarga Besar Sumba (IKAS) PROF. IR. Frans Umbu Data, PHD serta Ikatan Keluarga Ende - Flores (IKEF)Bapak Yos Meba, S.SOS, M.M.

Acara diawali dengan perkenalan singkat dari para paguyuban masyarakat nusantara di NTT.

Kegiatan silaturahmi ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi dengan tokoh masyarakat agar kedepan dapat terjalin hubungan yang harmonis dan sinergis dalam pelaksanaan tugas untuk menciptakan situasi kamtibmas di wilayah hukum Polda NTT dapat berjalan aman dan kondusif.

Pada kesempatan tersebut Kapolda NTT meminta dukungan kepada para paguyuban masyatakat nusantara di NTT terhadap Polda NTT dalam pelaksanaan tugasnya sebagai aparat penegak hukum, pelindung dan pengayom masyarakat.

Pembinaan masyarakat memerlukan partisipasi masyarakat pada umumnya dan khususnya  pada peguyuban-peguyuban atau ikatan keluarga yang ada di wilayah kota Kupang. 

"Keberhasilan Polda NTT dalam menciptakan situasi dan kondisi kamtibmas yang mantap seperti sekarang ini, tidak lepas dari keikutsertaan seluruh masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam membantu menjaga situasi kamtibmas di seluruh wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur" ujar Kapolda NTT dalam sambutannya.

Awal menjabat sebagai Kapolda NTT lima bulan lalu tepatnya bulan September 2020, langsung dihadapkan dengan pemilukada sembilan kabupaten, sehingga kegiatan ini baru dilaksanakan. Beliau berharap kegiatan ini menjadi agenda kegiatan rutin Polda NTT.

"Alhamdulilah proses Pilkada sembilan kabupaten berjalan dengan aman dan lancar. Masih ada empat kabupaten yang melakukan gugatan ke mahkamah konstitusi dan tiga diantaranya menunggu putusan MK pada tanggal 19 maret 2021-24 maret 2021, sementara untuk gugatan pilkada bupati sabu raijua baru memasuki tahap awal persidangan. Apapun keputusannya mari kita terima dan laksanakan karena itu semua sudah melalui proses demokrasi. Itu merupakan pilihan juga proses hukum melalui Mahkama Konstitusi"tambah Kapolda NTT.

Jenderal bintang dua di jajaran Polda NTT ini juga telah mengirimkan bantuan personel ke tiga Polres yakni Polres Sumba Barat, Polres Malaka dan Polres Belu.

Polda NTT memiliki satuan kewilayahan yang terdiri dari 21 polres, 149 polsek, dan 34 polsubsektor. Sementara jumlah personel polri saat ini 10.494 orang (43,3 %). Jumlah ini jauh dari kebutuhan DSPP personel Polda NTT yakni 24.217 orang.

"Kami mengharapkan dukungan maupun saran agar Polda NTT lebih mampu mengelola kamtibmas yang tetap aman dan kondusif. Kami siap dikoreksi, kami siap di kritik, kami akan selalu terbuka demi menjaga stabilitas kamtibmas. Mudahan-mudahan kehadiran polisi sekarang, bisa lebih memberikan kesejukan kepada seluruh warga masyarakat NTT"pungkas Kapolda NTT.

Demi menjaga kebhinekaan dengan menjalin persatuan dan kesatuan bangsa serta, Kapolda NTT mengajak kelompok masyarakat untuk tidak terpengaruh, teragitasi pada berita hoax dan isu-isu sesat yang dapat berdampak pada terjadinya disintegrasi bangsa, membangun sinergitas antara berbagai unsur dan elemen masyarakat untuk tetap meningkatkan toleransi dan kerukunan antar sesama anak bangsa.