Operasi SAR KM Putri Sakinah Memasuki Hari Keempat, Polda NTT Kerahkan Teknologi Canggih Demi Kemanusiaan

Operasi SAR KM Putri Sakinah Memasuki Hari Keempat, Polda NTT Kerahkan Teknologi Canggih Demi Kemanusiaan

Labuan Bajo — Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Timur (Polda NTT) terus menunjukkan komitmen kuat dalam operasi kemanusiaan pasca tenggelamnya kapal wisata KM Putri Sakinah di perairan Selat Pulau Padar, kawasan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.

Insiden kecelakaan laut tersebut terjadi pada Jumat malam, 26 Desember 2025 sekitar pukul 20.30 WITA, saat kapal wisata membawa 11 orang penumpang, terdiri dari 6 warga negara asing (WNA) asal Spanyol, 4 awak kapal, dan 1 pemandu wisata.

Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol. Henry Novika Chandra, S.I.K., M.H. menjelaskan, berdasarkan hasil penyelidikan awal, kapal tenggelam akibat mati mesin yang diperparah oleh cuaca ekstrem berupa gelombang setinggi 2–3 meter, yang dipicu oleh bibit siklon tropis 96S.

“Situasi cuaca sangat ekstrem saat kejadian. Kapal mengalami mati mesin dan dihantam gelombang tinggi hingga terbalik dan tenggelam dengan cepat. Dugaan sementara, sebagian korban terjebak di dalam kabin,” jelas Kombes Pol. Henry, Senin (29/12/2025).

7 Selamat, 4 Korban Masih Dalam Pencarian

Dari total 11 orang di atas kapal, 7 orang berhasil diselamatkan, termasuk istri dan satu anak dari Fernando Martín Carreras, pelatih Valencia CF Femenino B. Sementara 4 korban lainnya, yang merupakan WNA Spanyol terdiri dari Fernando Martín Carreras dan tiga anaknya, hingga kini masih dinyatakan hilang.

Operasi pencarian dan pertolongan kini telah memasuki hari keempat, dengan melibatkan lebih dari 100 personel SAR gabungan, termasuk 25 personel Polri dari Ditpolairud Polda NTT, Polairud Polres Manggarai Barat, dan Baharkam Mabes Polri.

“Sejak malam kejadian, Ditpolairud Polda NTT bersama tim SAR gabungan telah mengevakuasi korban selamat dan melakukan penyisiran intensif di laut,” ujar Kabid Humas.

Kerahkan Sonar, ROV, dan Penyelam Profesional

Untuk mempercepat pencarian korban dan bangkai kapal, Polda NTT mengerahkan peralatan berteknologi tinggi, di antaranya sonar system untuk mendeteksi objek di dasar laut, ROV (drone bawah air) untuk observasi visual, serta tim penyelam profesional Polairud yang memiliki keahlian menyelam di kedalaman tinggi.

Area pencarian juga telah diperluas hingga radius 5,25 nautical mile, dengan mengerahkan berbagai armada laut, termasuk RIB, kapal patroli KPC Ditpolairud, dan KN SAR Puntadewa milik Basarnas.

Koordinasi Internasional dan Pendampingan Keluarga

Selain operasi di lapangan, Polda NTT juga melakukan koordinasi intensif dengan Kedutaan Besar Spanyol, Kementerian Pariwisata, serta instansi terkait lainnya untuk pendampingan keluarga korban dan mendukung proses investigasi.

“Kami memastikan seluruh penanganan dilakukan secara profesional, transparan, dan berlandaskan nilai kemanusiaan,” tegas Kombes Pol. Henry.

Himbauan Keselamatan Laut

Polda NTT turut mengimbau seluruh masyarakat dan pelaku wisata bahari agar memprioritaskan keselamatan pelayaran, dengan selalu memantau informasi cuaca dari BMKG, memastikan kapal dalam kondisi layak laut, serta mematuhi arahan otoritas pelabuhan.

“Kami mengajak semua pihak bersama-sama menjaga keselamatan, agar NTT tetap menjadi destinasi wisata yang aman dan nyaman bagi wisatawan domestik maupun mancanegara,” pungkas Kabid Humas Polda NTT.